
Tekan Importasi 4 Komoditas melalui Kerja Sama Kementan dan Kemendiktisaintek
Jakarta (28/5) – Kementerian Pertanian dalam mempercepat pencapaian 4 fokus program Presiden Prabowo Subianto yaitu Swasembada Pangan, Makan Bergizi, Ketahanan Energi (Biofuel) dan Hilirisasi. Maka pagi ini diselenggarakan Rapat Pembahasan Pengembangan Budidaya Gandum, Bawang Putih, Kedelai dan jagung dengan lebih dari 51 Profesor, Dekan, dari berbagai Universitas bersama Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi (Kemendiktisaintek) dan Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) di Auditorium Gedung F, Kementerian Pertanian, Jakarta Selatan.
Rapat yang dipimpin oleh Menteri Pertanian, Dr. Andi Amran Sulaiman dan Menteri Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi Dr. Brian Yuliarto, Kepala Staf Angkatan Laut, Dr. Muhamad Ali, dan Wakil Menteri Pertanian, Sudaryono, MBA. Ini masing-masing bersama jajarannya mempertegas komitmen kerja samanya dengan membuka kesepahaman atas hasil yang telah dicapai dari masing-masing pihak selama ini.
Menteri menegaskan bahwa tugas dari Presiden untuk segera meningkatkan produktivitas untuk menekan importasi dari gandum, bawang putih, kedelai, dan jagung. Menekan importasi dilakukan dengan memperoleh varietas unggul. Kepala Badan Perakitan dan Modernisasi Pertanian (BRMP), Prof. Dr. Fadjry Djufry ditunjuk oleh Menteri sesuai dengan tusinya untuk menjadi bagian dari konsorsium pelaksanaan kerja sama ini. Wakil Menteri, Sudaryono, MBA meminta untuk kemudahan komunikasi Kementerian Pertanian menyiapkan WA Grup untuk kemudahan koordinasinya dengan Tim masing-masing. Penekanan Mas Dar, bahwa semua anggota Tim harus bekerja giat dan keinginan Bapak Menteri jelas, agar diakhir tahun sudah dapat dicapai hasil-hasil yang menjadi PR baru tadi termasuk hilirisasi yang dipersyaratkan adalah dengan pelibatan BUMN yang bisa dari hulu ke hilirnya, jelasnya lagi.
Dalam pernyataannya ketika Prof. Fadjry bersama Dirjen Riset dan Pengembangan, Fauzan Adjiman dan Dirjen Hilirisasi dan Kemitraan, Kemendiktisaintek, Yos Sunitiyoso menyampaikan bahwa kerja sama ini diyakini tidak mulai dari nol, jelas Fadjry. Saat masih ada Balitbangtan bahkan penelitian gandum sudah dilakukan sejak 1993, dan beberapa kedelai juga sudah memiliki produktivitas yang lebih baik, tambahnya. Oleh karenanya, Fauzan menambahkan bahwa skema-skema pendanaan kerja sama sebagaimana baru saja di prelaunching adalah skema Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP), skema Riset Prioritas Nasional (RPN), hanya saja nanti perlu dibangun mekanisme sebagaimana disepakati 5:3:2 untuk penugasan, inisiatif, dan kerja sama dari luar, jelas Fauzan. Tambahan skema lain yaitu, Kompetisi, skema graduate assistantship, dan skema professor grant, jelasnya lagi.
Dari pertemuan hari ini beberapa cluster kerja sama akan saling menunjang untuk 4 komoditas dan perguruan tinggi dengan dosen dan mahasiswanya agar melaksanakan percepatan pencapaiannya, demikian pula dengan Kementan. Fadjry melihat bahwa target awal adalah perbenihan terlebih dahulu disediakan selanjutnya dilakukan penanaman dilahan yang disediakan oleh KSAL termasuk mempertegas hilirisasinya dengan BUMN untuk menunjang keberlanjutan program ini, tutup Fadjry.