Dorong Benih Durian Berkualitas, PSIH Sosialisasikan SNI 9213:2023
Bogor (18/09) – Pusat Standardisasi Instrumen Hortikultura (PSIH) hari ini melaksanakan Sosialisasi SNI 9213:2023 Produksi Benih Durian (Durio spp.) secara Sambung Dini. Kegiatan ini berlangsung secara daring dan dibuka oleh Dr. Parlindungan Silitonga selaku Ketua Kelompok Substansi Pengelolaan Hasil Standar Instrumen PSIH. Bertindak sebagai narasumber Tim Konseptor SNI dari Balai Pengujian Standar Instrumen (BPSI) Tanaman Buah Tropika, yakni Nini Marta, SP., MP. dan sebagai moderator adalah Khoirun Enisa Maharina, SP., MP., Analis Standardsasi Ahli Pertama, PSIH.
Dr. Parlindungan memaparkan kepada lebih dari 240 peserta sosialisasi bahwa di tahun 2023, PSIH sebagai pengampu Komtek 65-15: Hortikultura, telah menghasilkan 5 SNI. Salah satunya adalah SNI yang tengah disosialisasikan hari ini. PSIH juga terus berkinerja dalam pengembangan SNI dan progres di tahun 2024 telah berhasil dirumuskan 7 RSNI, yaitu: 1) RSNI Anggrek pot-Bagian 1 (Dendrobium hibrida); 2) RSNI Anggrek pot-Bagian 2 (Phalaenopsis hibrida); 3) RSNI Bawang Bombai; 4) RSNI Benih Umbi Kentang kelas benih sebar (G2); 5) RSNI durian; 6) RSNI Mangga: dan 7) RSNI Jeruk Keprok. Ketujuh RSNI ini sebagian besar telah memasuki tahapan jajak pendapat, sehingga diharapkan dapat segera rampung dan disahkan oleh Badan Standardisasi Nasional (BSN), urai Parlindungan.
Disampaikan oleh Nini bahwa keunggulan dari produksi benih durian secara sambung dini adalah tercapainya produksi benih durian yang lebih berkualitas dan produksi benih dalam jumlah yang banyak dengan waktu yang relatif singkat. Jika proses produksi benih juga diikuti dengan penerapan SNI yang telah ditetapkan, maka keunggulan tersebut dapat terwujud, sekaligus mampu memenuhi keinginan produsen dan tentunya melindungi kepentingan konsumen secara konsisten di Indonesia. Langkah produksi benih durian terstandar pada akhirnya dapat mendukung ketersediaan buah durian konsumsi yang berkualitas untuk memenuhi kebutuhan pasaran dalam negeri dan internasional, jelas Nini.
Metode sambung dini sebenarnya sudah banyak diterapkan oleh petani durian di Indonesia, kedepannya, PSIH merencanakan mengadakan sosialisasi lebih intensif lagi terkait keberadaan SNI ini hingga ketingkat petani. Tujuannya agar metode yang terSNI ini dapat diterapkan oleh petani secara langsung sehingga benih yang dihasilkan merupakan benih bermutu dengan hasil produksi durian yang berkualitas dan berdaya saing, tutup Parlindungan.