ICARE: Dorong Inklusifitas Pemberdayaan Kampung Mangga
Rembang, Jatim (24/10) – Hari ini dilaksanakan monitoring dan evaluasi terpadu pelaksanaan kegiatan ICARE (Integrated Corporation of Agricultural Resources Empowerment) di Lokasi Kecamatan Rembang, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, lebih tepatnya di Lokasi Kampung Mangga. Lokasi ini menjadi lokasi titik pengembangan Kawasan Mangga Gadung 21 yang merupakan mangga putar yang sudah dilindungi Indikasi Geografis dengan sertifikat IG No. IDG00000128 tanggal 23 Maret 2023.
ICARE Project sudah berjalan sejak 2021 saat ini dirasakan lambat berjalan dengan adanya transformasi organisasi di pihak Implementing Agent (IA) dalam hal ini sejak Balitbangtan berubah menjadi BSIP (Badan Standardisasi Instrumen Pertanian), ungkap Direktur ICARE Hadis Jayanti, Ph.D. Namun demikian, secara prosedur monev tetap perlu dilaksanakan dan monev kali ini dirasakan sebagai yang paling lengkap timnya. Sejak dari Biro KLN, Biro Perencanaan, Inspektur IV, Tim Supervisi (Kepala BISIP dan Kepala BPSI TROA), termasuk Bappenas di Dit. Pendanaan Multilateral dan Dit. Pangan dan Pertanian, juga BPPSDMP dan Dit. Pembiayaan, Ditjen PSP, hingga Ditjen Perbendaharaan Kemenkeu dan World Bank.
Dari beberapa yang dicatat saat memberikan masukan dari kegiatan PIU Jatim atas Lokasi kampung mangga ini diantaranya bahwa ada baiknya ada pembeda dari pendanaan kegiatan loan dengan yang memperoleh pendanaan non-loan, seperti dengan pengawalan teknologi yang sangat baik sejak dari budidaya hingga penanganan lalat buahnya, bahkan jika diutamakan terkait Kawasan Ekonomi Petani (KEP) harus juga didorong dengan SDM penyuluh yang menjadi motor penggerak pertanian untuk terjadinya transfer teknologi demi kemajuan pertanian, dalam hal ini di kawasan, demikian ungkap Sulistyanto (Dit. Pembiayaan, PSP), Dewi Kartika (Biro KLN) dan Intang (BPPSDMP).
Pun demikian dimana kondisi saat ini pendanaan percepatan anggaran sedang di hold untuk ICARE maka Solusi strukturisasi salah satunya menjadi hal yang harus ditempuh, ungkap ibu Eviana mewakili Dit. Pendanaan Multilateral Bappenas.
Namun demikian, memperhatikan kondisi saat ini Kepala BISIP selaku Tim Supervisi ICARE memberikan masukan agar SDG Ber IG ini dapat digali potensi pemanfaatan bersamanya dan saat ini dikenal dengan access benefit sharing. Contoh yang berjalan dari kegiatan ICARE Jatim perlu diinklusifkan dengan regulasi dari pihak Pemkab yang mendukung. Salah satunya dengan menetapkan Kawasan kampung mangga dalam regulasi yang mendukung. Sehingga Kawasan mangga menjadi lebih berdaya ekonominya dan akan banyak berdiri Koperasi Produsen Mangga Putar lain tidak saja Koperasi Maslahat Pasuruan dengan bisnis yang sudah berjalan. Bahkan ini berpotensi membangkitkan Kawasan yang inklusif dari masyarakat itu sendiri tanpa mengandalkan loan, ungkap Nuning. Disoroti hal lain mengenai diversifikasi komoditas oleh Kepala BPSI TROA bahwa bisa saja dikombinasikan dengan penanaman kunyit, untuk panen yang lebih cepat.
Apresiasi bagi monev kali ini adalah tim yang lengkap dan jenis usaha dari Koperasi yang sudah makin lengkap seperti Minimarket Saprodi, Industri Mangga Segar, Industri Olahan Mangga, industri perbenihan mangga, irigasi, UPPO (Unit Pengolah Pupuk Organik), Agroeduwisata, dan Pusat Pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya (P4S), sebagaimana diawal dijelaskan Ketua Koperasi Bapak Haryono.
Komitmen Ibu Lilik, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Pasuruan akan adanya penanaman 40rb pohon mangga di 3 kecamatan akan menjadi perluasan Kawasan mangga berikutnya, sehingga secara konteks pelaksanaan kegiatan ICARE Jatim terus bergerak dan diharapkan oleh petani bahwa dukungan pembiayaan dapat lebih cepat lagi diprosesnya, ungkap Bapak Alim.