Serba-serbi Minyak Atsiri Indonesia dan Potensi Pengembangannya untuk Pasar Internasional
Indonesia, negara tropis dengan keanekaragaman hayati yang mengagumkan, merupakan rumah bagi beragam jenis tanaman termasuk tanaman atsiri. Sekitar 40 dari 99 jenis tanaman atsiri di seluruh dunia, tumbuh di Indonesia. Minyak atsiri atau lebih dikenal sebagai essential oil, merujuk pada senyawa berharga yang dihasilkan melalui proses penyulingan dari beragam bagian tanaman, mulai dari biji, bunga, buah, batang, daun, gagang, kulit kayu, hingga akar atau rhizome. Sifat minyak atsiri yang mudah menguap menyebabkan minyak ini juga dinamai minyak menguap, minyak terbang, minyak aromatik atau minyak eteris.
Dalam minyak atsiri ini terkandung aroma khas yang memikat dan manfaat yang luar biasa. Indonesia tidak hanya memelihara kekayaan alamnya yang melimpah, tetapi juga memiliki kesempatan emas untuk memanfaatkan sumber daya alam yang ada dan memperkenalkannya ke dunia.
Jenis dan Manfaat Minyak Atsiri
Kekayaan alam Indonesia menawarkan beragam jenis minyak atsiri tropis mulai dari cengkih, serai wangi, serai, nilam, pala, akar wangi, kayu putih, hingga jahe dan adas yang menjadi bahan baku jamu dan fitofarmaka. Tidak hanya itu, peppermint, lavender, dan chamomile juga hadir sebagai bagian dari minyak atsiri Indonesia.
Bukan hanya karena aromanya saja, semua jenis minyak atsiri juga dipercaya membawa manfaat positif bagi kesehatan. Beberapa manfaat minyak atsiri, seperti dapat meningkatkan kualitas tidur dan menurunkan level kecemasan serta merangsang area sistem pada bagian otak yang berperan dalam emosi, perilaku, indra penciuman, dan memori jangka panjang. Minyak atsiri juga menjadi pereda stress dan memberikan efek tenang, pereda sakit kepala, memiliki sifat antiinflamasi, antibiotik dan antimikroba, bahkan berperan sebagai penolak nyamuk alami.
Selain manfaat kesehatan, minyak atsiri juga membantu dalam pembuatan produk kosmetik. Kementerian Perindustrian mencatat bahwa minyak atsiri digunakan sebagai bahan perasa (essence), perisa (flavor), dan wewangian (fragrance) dalam makanan, minuman, jamu, sabun, pasta gigi, hingga kosmetik.
Produksi dan Potensi Ekspor
Melansir laporan dari Kementerian Perindustrian, pada tahun 2020, total produksi minyak atsiri Indonesia mencapai 8.500 ton. Terdapat ratusan ribu petani atsiri sebagai pemasok bahan baku, di sisi lain ada pemain global yang telah mengoperasikan pabrik olahan minyak atsiri. Tentunya ini akan mampu merupakan menciptakan nilai ekonomi yang harmonis.
Menurut Kementerian Perdagangan, dalam perjalanan ekspornya, Indonesia dinilai telah sukses. Sejak tahun 2017 hingga 2021, minyak atsiri diekspor ke 10 besar negara, termasuk USA, India, Perancis, Tiongkok, Singapura, Spanyol, Belanda, Jerman, Ukraina, dan Meksiko. Nilai ekspor minyak atsiri dari tahun 2017 hingga 2020 dilaporkan mengalami kenaikan. Pada Januari hingga September 2021, total nilai ekspor mencapai USD 185 juta.
Data BPS menyatakan bahwa 25 provinsi di Indonesia telah melakukan ekspor minyak atsiri ke sekitar 102 negara di seluruh dunia. Adapun 9 provinsi dengan nilai ekspor tertinggi berturut-turut ditempati Provinsi Jawa Barat, Sumatera Utara, Jawa Tengah, DI. Yogyakarta, Sumatera Barat, Jawa Timur, DKI Jakarta, Sulawesi Tengah, dan Banten, di mana nilai ekspor minyak atsiri tertinggi pada tahun 2017 hingga 2021 mencapai USD 358 juta dan terendah berada pada USD 23 juta.
Eropa khususnya, memiliki permintaan tinggi untuk minyak atsiri Indonesia dan selalu mengalami peningkatan permintaan setiap tahun. Digunakan dalam makanan, parfum, kosmetik, dan aromaterapi, minyak atsiri adalah bahan alami yang semakin diminati. Sebagian besar minyak atsiri di Eropa untuk industri makanan, digunakan untuk makanan beku, produk olahan susu, produk roti, manisan, daging, makanan ringan dan minuman. Pasar aromaterapi di Eropa diperkirakan terus berkembang dan akan mencapai USD 2,7 milyar pada tahun 2024.
Swiss sebagai Tujuan Ekspor Minyak Atsiri
Indonesia telah memasarkan berbagai jenis minyak atsiri dengan sukses di pasar Eropa, khususnya Swiss, seperti minyak atsiri Agarwood (gaharu), Jasmine (melati), Rose (mawar), Vetiver (akar wangi), Wintergreen (gandapura), Patchouli (nilam), Cajuput (kayu putih), Kaffir lime (jeruk purut). Selain minyak atsiri di atas, minyak atsiri dari serai, cengkih, pala, nilam, kenanga, gaharu, melati dan mawar juga berpeluang sebagai komoditas ekspor.
Setiap tahun, pasar Eropa mengimpor beberapa ton minyak atsiri kayu putih yang mana sebagian besar berasal dari Indonesia. Minyak kayu putih Indonesia dianggap lebih otentik dan berkualitas tinggi dibandingkan dari Vietnam. Untuk minyak atsiri akar wangi, menjadi bahan baku sejumlah produk di Swiss, seperti parfum, kosmetik, sabun mandi, skin lotion dan aromaterapi. Indonesia bersama dengan Haiti dan Tiongkok memproduksi jenis minyak atsiri akar wangi ini. Sebanyak 70% minyak atsiri akar wangi yang ada di dunia adalah produksi Indonesia dan Haiti.
Tidak hanya itu, minyak atsiri jeruk purut, yang menjadi bahan utama dalam berbagai produk seperti parfum, pasta gigi, sampo, hair conditioning, kosmetik, dan aromaterapi juga mendominasi pasar Swiss. Selain Indonesia, Brazil, dan Meksiko adalah pemain utama pasar ekspor jeruk purut ke Eropa.
Tantangan dalam Industri Minyak Atsiri Dalam Negeri
Salah satu tantangan pada industri minyak atsiri dalam negeri adalah kurang berkembangnya industri intermediate (antara). Produk minyak atsiri hasil penyulingan, belum bisa langsung digunakan oleh industri hilir penggunanya karena harus memenuhi spesifikasi yang dibutuhkan oleh industri hilir di dalam negeri. Oleh karena itu, sebagian besar minyak atsiri yang diekspor masih dalam bentuk bahan mentah, yang menyebabkan industri hilir dalam negeri harus mengimpor produk intermediate (antara) minyak atsiri untuk memenuhi kebutuhan produksi dan konsumen parfum di dalam negeri.
Tantangan lainnya adalah kurangnya investasi dalam riset, inovasi, dan formulasi produk yang memanfaatkan teknologi terkini untuk menghasilkan produk yang bernilai tambah dan berdaya saing. Hal ini menyebabkan kita masih sering mengekspor minyak atsiri dalam bentuk bahan mentah, dan mengimpor produk jadi kembali ke Indonesia. Artinya, potensi nilai tambah ada yang masih terlewatkan.
Persiapan Ekspor Minyak Atsiri
Amerika Serikat dan Eropa adalah pasar utama ekspor minyak atsiri asal Indonesia, di samping negara lain seperti India, Tiongkok dan Singapura. Walaupun ekspor minyak atsiri ke luar negeri bukan hal yang mudah, namun ada beberapa cara menurut laporan Kementerian Luar Negeri agar minyak atsiri dapat sukses menembus pasar ekspor, di antaranya:
1. Melakukan riset pasar untuk mengetahui seperti apa kebutuhan konsumen dan dapat menyesuaikannya dengan produk yang akan ditawarkan;
2. Mempelajari persyaratan yang ditetapkan oleh pembeli dan negara tujuan ekspor;
3. Mempelajari ketentuan pasar terkait. Untuk pasar di Eropa dapat dipelajari melalui website European Federation of Association of Health Product Manufacturers;
4. Menghubungi lembaga bantuan negara tujuan ekspor yang ada di Indonesia.
Swiss memiliki lembaga bantuan pembangunan yang berada di Jakarta, yaitu Swiss Import Promotion Program dan mendaftar menjadi anggota. Lembaga ini memberikan informasi penting, seperti permintaan pasar Swiss, kualitas produk, sertifikasi yang harus dipenuhi, serta mencarikan kontak bisnis yang dapat dijajaki;
5. Mempelajari website European Federation of Pharmateucal Industries and Association yang beranggotakan 1900 perusahaan farmasi seluruh Eropa termasuk Swiss;
6. Mencoba menghubungi calon mitra dagang di Swiss.
Berikut adalah daftar calon mitra dagang/importir minyak esensial yang ada di Swiss yang dilaporkan Kementerian Luar Negeri:
1. A.H. Meyer & Cie Ltd. https://www.ahmeyer.ch
2. ADITIVA CONCEPTS AG https://www.aditiva-concepts.ch
3. Argan & More SA https://www.arganandmore.com
4. Brenntag Schweizerhall Inc. https://www.brenntag.ch
5. Cosmo International F SA https://www.cosmo-fragrances.com
6. Dolder Ltd. https://www.dolder.com
7. Dominik Witschi https://www.swissimport-zh.ch
8. Dr. Grogg Chemie AG https://www.grogg-chemie.ch
9. ECSA Chemicals AG https://www.ecsa.ch
10. Essencia, Essential Oils Ltd. https://www.essencia.ch
11. Häberlin & Co AG https://www.haeberlin-co.ch
12. Laboratoire Sintyl SA https://www.sintyl.ch
13. Luzi AG https://www.luzi.ch
14. PURESSENCE WUERSTEN Ltd. https://www.puressence.ch
15. Socochim S.A. https://www.socochim.ch
16. Supair-Tel AG https://www.supair.ch 17. Z & S Handel AG https://www.zs-handel.ch
SNI yang Mengatur Minyak Atsiri
Guna menjaga kualitas mutu berbagai minyak atsiri, pemerintah telah menerbitkan SNI terkait minyak atsiri. Berikut adalah daftar SNI minyak atsiri:
1. SNI 4374-2021 tentang minyak atsiri gagang cengkih
2. SNI 4267:2021 tentang minyak atsiri bunga cengkih
3. SNI 2387-2019 tentang minyak atsiri daun cengkih
4. SNI 3953-2019 tentang minyak atsiri seraiwangi, tipe Jawa
5. SNI 2386-2019 tentang minyak atsiri akar wangi
6. SNI 8835-2019 tentang minyak atsiri serai dapur
7. SNI 2388-2019 tentang minyak atsiri pala, tipe Indonesia
8. SNI 2385-2019 tentang minyak atsiri nilam
9. SNI 8834-2019 tentang minyak atsiri eucaliptus
10. SNI 3189-1992 (Konfirmasi 2020) tentang minyak atsiri, Penentuan sisa penyulingan uap
11. SNI 8028-1-2014 tentang alat penyuling minyak atsiri - Bagian 1: Sistem kukus - Syarat mutu dan metode uji
12. SNI 06-3190-1992 tentang minyak atsiri, Penentuan sisa penguapan
13. SNI ISO 4720-2018 (2020) tentang minyak atsiri-Nomenklatur
14. SNI ISO 4715-1978 (2020) tentang minyak atsiri-Evaluasi kuantitatif penetapan sisa penguapan
15. SNI ISO 11024-1:1998 tentang minyak atsiri-Panduan umum pada profil kromatografi-Bagian 1: Penyiapan profil kromatogram untuk presentasi standar
16. SNI ISO 11024-2:1998 tentang Panduan umum tentang profil kromatografi-Bagian 2: Pemanfaatan profil kromatografi sampel minyak atsiri
(sumber: tulisan disarikan dari beberapa sumber)
Penulis : Okt
Editor : Nng