
BBPSI Veteriner Lakukan Rekonsilisasi Data Invensi untuk Mendukung Tusi Baru Balai Besar Veteriner
Bogor (17/2) – Balai Besar Pengujian Standar Instrumen Veteriner (BBPSI Veteriner) hari ini menggunakan kesempatannya dalam rangka menindaklanjuti hasil diskusi dan koordinasi internal yang digelar BISIP pada 7 Februari lalu secara luring di Ruang Pertemuan Merek, di Jl. Salak Bogor. Aulia, STP., MM selaku Kapoksi Layanan Standar Instrumen Kesehatan Hewan dan Masyarakat Veteriner, yang didampingi oleh Timjanya, Siti Kuraesin, disambut hangat oleh Kepala BISIP, Nuning Nugrahani, bersama Timja PHSIP dan Tim Koordinator Pelaksanaan Kegiatan Pemantauan dan Verifikasi Tahap I yang segera akan digelar lusa pada tanggal 19 Februari hingga 5 Maret 2025. Disampaikan bahwa keinginan untuk berkoordinasi ini menjadi bagian dari instruksi dan arahan dari Kepala BBPSI Veteriner, atas relevannya salah satu paten yang belum optimal dalam komersialisasinya, ungkap Aulia mengawali diskusi. Sekaligus sebetulnya dari data invensi Balitbangtan yang disarikan menjadi 1000 inovasi tersebut perlu nanti dilakukan pengelompokkan untuk BBPSI Veteriner bisa dorong perakitan yang bukan dari invensi hulu lagi akan tetapi dari yang sudah ada untuk dapat didorong Tingkat Kesiapterapannya menjadi lebih dari 7 atau bahkan 9, jelasnya lagi.
Kepala BISIP menyambut baik inisiasi pertemuan dari BBPSI Veteriner sebagaimana disebutkan dalam Nota dinas penyampaian hasil diskusi internal bahwa BB/Pusat/Satker dapat menindaklanjuti dan bahkan merekon dulu data-data ATB untuk nanti bisa dirancang proses perakitannya, jelas Nuning. Apresiasi juga disampaikan bahwa ternyata BBPSI Veteriner telah selangkah lebih maju dalam menghadapi kegiatan Pemantauan dan Verifikasi yang dilaksanakan pada lusa depan (19/02/2025), tujuannya agar bisa digali kendala dan permasalahan, termasuk kinerja komersialisasi dari lisensi yang hasilnya, terutama yang rendah, dalam hal ini pada tahun lalu hanya diperoleh Rp29rb, ungkapnya.
Dijelaskan lagi oleh Nuning, bahwa upaya mendorong kinerja lisensi seharusnya juga datang dari Satker, terutama saat dilakukan ricek stok materi yang dilisensi, misalnya master seed yang disediakan oleh BBPSI Veteriner. Hasil ricek stok ini menjadi dasar potensi dari perhitungan nilai royalti dari produksi yang dijual oleh mitra. Termasuk apabila diungkap adanya kendala dari mitra, sebaiknya ada mekanisme yang lebih baik yang membuka peluang kerja sama dalam pendanaan yang saat ini mungkin kontribusi dari BBPSI Veteriner yang dimungkinkan hanya jasa, untuk mendukung pengujian lanjutan sebagaimana tusi saat ini terutama sebagaimana SDM yang tersedia di BBPSI Veteriner.
Kendala lain terkait administrasi dari beberapa lisensi yang sudah dinyatakan dikembalikan juga bisa dilakukan penawaran kembali lisensi ke mitra yang lain, terutama diperiode masih adanya perlindungan Kekayaan Intelektual dari lisensi tersebut, misalnya untuk paten H5N1, paten Septi Epizootika dan juga paten ND, yang dalam potensi ini diluar dari konteks epidemi penyakit yang bersangkutan harusnya dapat mendorong lagi penjualannya. Karena vaksin diberikan kepada hewan ternak, tentunya digunakan untuk mencegah dan secara pencegahan penyakit dari virus amat sangat menguntungkan, guna menghindari epidemi yang lebih meluas, ungkap Kania Tresnawati, STP. Dijelaskan pula oleh Jayu, MBA, bahwa salah satu mitra pelisensi yang mengembangkan empat vaksin dari BBPSI Veteriner, termasuk yang tertib dalam menyampaikan laporan kinerja komersialisasi dan bahkan setiap kali dilakukan verifikasi melibatkan Manager-manager hingga ke level Direktur, jelasnya.
BISIP siap berperan memediasi apabila diperlukan tindak lanjut lebih dalam berkaitan dengan komersialisasi dan kerja sama lanjutan dari kendala yang dihadapi mitra, dalam hal ini tentunya dengan berpegang pada peraturan dan ketentuan yang berlaku disamping itu BBPSI Veteriner juga seharusnya menyiapkan apa yang bisa ditawarkan, mengingat masa lisensi yang tidak Panjang lagi akan tetapi masa perlindungan paten masih cukup panjang ada yang hingga tahun 2038, jelas Kepala Balai sambil menutup pertemuan.