Integrasi Layanan Mengakurasi Pemanfaatan Hasil SIP
Bandung (5/7) – Hari ini Balai Informasi Standar Instrumen Pertanian bersama 3 Anggota Tim Adhoc Layanan Terpadu BSIP berkunjung dan ‘ngaos’ di kantor Jabar Digital Service (JDS). JDS adalah Unit Pelaksana Teknis Daerah di bawah Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Barat. JDS merupakan bagian dari Jabar Command Center yang berdiri sebagai UPT Eselon III dan berkantor di lingkungan Perkantoran Gubernur Jabar di Gedung Sate, Bandung. Embrio JDS adalah Bandung Command Center sekitar 9 tahun yang lalu, jauh sebelum Kementerian Pertanian memiliki Agriculture War Room (AWR).
Ngaos ka Bandung, khususnya JDS kali ini merupakan bagian dari tindak lanjut studi lapangan (STULA) lanjutan dari Kepala BISIP setelah tanggal 3 Juni lalu berkunjung ke Diskominfo Jabar, dalam rangka Pelaksanaan Pelatihan Administrator (PKA) terutama untuk mengetahui ‘dapur’ dari integrasi layanan yang dilakukan Pemprov Jawa Barat dengan prinsip user centric. JDS memiliki pandangan akan pentingnya mendekatkan pelayanan kepada masyarakat. JDS membangun salah satunya aplikasi piloting yang bernama pahlawandesa.id. Dengan penyediaan aplikasi ini diharapkan kemudahan akses e-commerce untuk produk-produk dari BUMDes dapat didekatkan pada konsumen di wilayah Jabar. Dijelaskan oleh Gumilar, Pranata Komputer Ahli Muda di JDS, bahwa Pegawai Negeri di JDS sebanyak 12 orang dan sisanya adalah tenaga non PNS sebanyak 200 orang yang direkrut sesuai dengan kebutuhan output, bahkan target output ini ditarget semesteran.
Membangun sistem integrasi layanan, dimana JDS baru berdiri pada 2018 diawali dengan penyusunan Grand Design dari Transformasi Digital sesuai dengan dorongan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil. Secara struktur pelaksana di JDS bahkan disiapkan lengkap dimulai dari Analysist hingga kepada Komunikasi Konten, ada dalam divisi yang berbeda-beda. Dan keseluruhannya saling mendukung. Demikian pula suasana kerja dari kantor JDS yang didukung dengan ruang kerja bergaya modern dan terbuka mendorong pada kinerja kreatif dan prima dari anak-anak muda.
Ngaos JDS kali ini, dijelaskan oleh Ibu Diana bahwa mengenai pahlawandesa.id sebagaimana pilotingnya telah dipersiapkan dalam lima level. Sejak dari Level 1.0 untuk infrastruktur atau akses internet; Level 2.0 untuk Literasi digital, Level 3.0 untuk Digital Marketing, dan Level 4.0 untuk Start Up IoT berbasis produk desa. Dari leveling ini JDS memberi pendekatan yang berbeda-beda hingga sebetulnya dari akses pelayanannya bisa 2 arah, baik dari BUMDes maupun dari individu pemilik produk. Bahkan e-commerce pernah melakukan bagi-bagi 1000 laptop guna mendukung ‘melek digital marketing’ ini. Pahlawandesa.id yang merupakan adaptasi dari West Java Rural Platform hasil penelitian dari University of Twente ini dipersiapkan sejak 2022 dengan maksud mendorong produk lokal dengan beberapa program seperti ‘Borong Dong’ ataupun program lain yang mendekatkan pembeli kepada lokal produk.
Menyimak hal ini, Kepala BISIP tertarik dengan kemungkinan akurasi yang dapat dibangun termasuk ikut nimbrung di hulu terutama untuk mendorong perbaikan kualitas produk desa dengan kegiatan Bina UMK untuk penerapan standar yang sukarela. Terutama juga melihat kemungkinan bahwa akurasi ini akan membantu BISIP dalam memonitor jumlah dari setoran ‘kinerja royalti’ dari mitra pelisensi. Artinya juga bahwa akurasi dalam SIBARISTA juga perlu dipersiapkan khususnya untuk menghilangkan potensi kerugian negara dalam layanan kerja sama lisensi, ungkap Nuning. Tentunya hal ini masih jauh dari jangkauan BISIP, akan tetapi dengan adanya pahlawandesa.id kemungkinan juga bahwa akurasi dan monitor kinerja komersialisasi dari pemanfaatan ATB oleh mitra pelisensi ini dapat dilakukan. Dipenutup Kepala BISIP menyampaikan souvenir 1000 inovasi Teknologi sebagai tanda kenangan dan untuk menambah koleksi perpustakaan dari JDS.